Jejak Budaya

Menggali Kearifan Desa Kaliprau

Sedekah Bumi: Warisan Syukur dari Tanah Kaliprau

Sedekah Bumi 1
Sedekah Bumi 2
Sedekah Bumi 3

Setelah bulan Ramadhan usai, masyarakat Desa Kaliprau bersiap menyambut satu tradisi penting yang begitu bermakna yaitu sedekah bumi. Tradisi ini telah lama menjadi bagian dari ritme kehidupan desa atau sebuah wujud syukur atas hasil panen yang diberikan oleh alam. Digelar di halaman balai desa, masyarakat berkumpul masing-masing membawa makanan atau hasil bumi dari ladang dan kebun mereka. Semua dikumpulkan, disusun rapi, dan didoakan bersama dalam suasana yang khidmat dan penuh kebersamaan lalu disantap secara kolektif.

Sedekah bumi bukan sekadar upacara simbolik. Lebih dari itu, ia menjadi ruang untuk menghormati leluhur dan mengingat kembali asal-usul tanah yang mereka pijak. Dalam kesempatan ini, para sesepuh desa akan kembali mengisahkan sejarah Kaliprau, bagaimana desa ini berdiri, siapa yang membuka lahan pertama, dan bagaimana nilai-nilai hidup diwariskan dari generasi ke generasi. Dari kisah-kisah itulah, identitas kolektif masyarakat Kaliprau dibentuk dan dipertahankan. Anak-anak dan remaja duduk menyimak, menerima warisan yang tak tertulis namun mengakar kuat di dalam jiwa mereka: warisan rasa syukur, rasa hormat, dan rasa memiliki terhadap tanah kelahiran. Sedekah bumi bukan hanya sebuah tradisi, namun menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan. Sebuah pengingat bahwa keberkahan bukan hanya datang dari hasil panen, tetapi juga dari kebersamaan dan ingatan kolektif yang terus dijaga.

Tradisi Sedekah Bumi di Kaliprau bukan hanya ungkapan syukur kepada alam, tetapi juga menjadi ruang bersama yang mempererat solidaritas sosial antarwarga dalam suasana yang damai dan setara, dimana hal ini selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs) Desa nomor 16 “Desa Damai Berkeadilan”. Di saat yang sama, keterlibatan kelembagaan desa dalam mengorganisir tradisi ini menunjukkan bagaimana budaya lokal dapat tetap hidup dan relevan di tengah perubahan zaman, mencerminkan SDGs Desa nomor 18 “Kelembagaan Desa Dinamis dan Budaya Desa Adaptif”. Sedekah Bumi adalah bukti bahwa harmoni sosial dan kekuatan budaya dapat berjalan beriringan menuju pembangunan desa yang berkelanjutan.